Penulis muda asal Pekanbaru, Tengku Malinda Ika Fitri merilis buku fiksi berjudul 'Bertahan atau Melepaskan'. Buku perdananya yang diterbitkan oleh Pena House, Blora, Jawa Tengah ini dirilis pada hari Minggu, 16 Oktober 2016.
Tulisan pada buku fiksi 'Bertahan atau Melepaskan' ini diracik secara halus oleh Tengku Malinda Ika Fitri agar mudah dicerna untuk segala usia. Buku setebal 74 halaman ini bergenre roman kegalauan para remaja kekinian dan juga pesan-pesan untuk peduli pada hutan Riau yang sering dibakar untuk perluasan lahan oleh oknum tak bernurani.
"Semoga lewat buku perdana yang Ika tulis ini, pihak yang bertanggungjawab mengerti akan dampak yang dirasakan masyarakat dari akibat pembakaran hutan di Riau. Kabut asap itu sungguh bikin sesak di dada, jadi sulit untuk mendapatkan udara segar dan membuat mata jadi perih. Pelakunya sungguh adalah orang-orang yang egois, mementingkan keuntungan diri sendiri, pantasnya mereka ditindak dan dihukum seberat-beratnya karena tindakkan mereka ini sama saja dengan membuat masyarakat Riau mati berlahan-lahan," kata Tengku Malinda Ika Fitri ketika kami wawancarai, 16/10/2016.
Meskipun masih berusia muda, Tengku Malinda Ika Fitri yang kelahiran 28 Januari 1998 ini juga miris melihat masyarakat Riau yang lengah untuk mempertahankan budaya dan bahasa asli Riau.
"Sedih rasanya, melihat masyarakat Riau yang tidak mengerti lagi dengan bahasa asalnya mereka sendiri. Mereka lebih senang membawa bahasa daerah orang lain. Ika mengajak, mari kita pertahankan budaya asli Riau, meskipun budaya lain berusaha merasukinya," kata Tengku Malinda Ika Fitri, penulis yang tengah menekuni semester pertamanya di Jurusan Administrasi Publik pada Universitas Islam Riau.
Sebagai penikmat buku-buku Tere Liye dan Boy Candra, buku 'Bertahan atau Melepaskan' ini juga menyajikan kegalauan-kegalauan hari para remaja.
"Ika mulai menulis itu sejak SMP. Mulai dari kebiasaan menulis buku harian. Inspirasi menulis Ika dapatkan dari buku-buku yang Ika baca dan permasalahan-permasalahan yang sering menjadi kegalauan para remaja.," kata Tengku Malinda Ika Fitri yang juga seorang qariah dan pembawa acara pada acara-acara keagamaan di Pekanbaru, Riau. (Muhammad Fadhli)